Directed by | Barry Levinson |
---|---|
Produced by | Barry Levinson Robert De Niro |
Written by | Hilary Henkin David Mamet |
Story by | Larry Beinhart (novel) |
Starring | Dustin Hoffman Robert De Niro |
Music by | Mark Knopfler |
Cinematography | Robert Richardson |
Editing by | Stu Linder |
Distributed by | New Line Cinema |
Release date(s) | December 17, 1997 (US) |
Running time | 97 minutes |
Wag the Dog dibuka dengan kalimat-kalimat berikut ini :
Why does the dog wag its tail?
Because the dog is smarter than the tail.
If the tail were smarter, it would wag the dog.
Because the dog is smarter than the tail.
If the tail were smarter, it would wag the dog.
Wag the Dog sendiri merupakan idiom dari "the tail wagging the dog", yang makna denotasinya kurang lebih "sesuatu yg merupakan hanya bagian kecil namun dapat mengendalikan hal yang lebih besar atau keseluruhan". Lalu apa hubungan judul film, yg berupa frasa idiom, dengan cerita film itu sendiri? Tentunya bukan cerita tentang seekor anjing.
Wag the Dog merupakan film black comedy, komedi yang bermaksud menyindir hal-hal yang terjadi di kehidupan nyata. Politik, bidang itulah yang menjadi objek dalam film ini. Film yang disutradarai oleh Barry Levinson ini fokus menyindir tentang kebijakan politik pemerintah Amerika terutama soal pencitraan lembaga eksekutifnya.
Draft awal skenario film ini ditulis oleh Hilary Henkin berdasarkan novel American Hero karya Larry Beinhart yang kemudian disempurnakan dialog-dialognya oleh David Mamet. Yap, David Mamet membuat dialog-dialog film ini menjadi renyah. Hal itu juga didukung dengan deretan cast yang mumpuni. Cukup dengan gaya santai-nya, Dustin Hoffman mampu memerankan seorang produser hollywood dengan style uniknya. Ditambah gaya comical seorang Robert De Niro yang mengingatkan saya dengan style-nya di Midnight Run.
Wag the Dog dimulai pada 11 hari sebelum Pemilu Presiden Amerika, dimana sang presiden hendak mencalonkan diri lagi. Namun terjadi hal yang tidak diinginkan, tersiar kabar bahwa sang presiden tersangkut kasus skandal seks dengan gadis dibawah umur. Pemilu kurang 11 hari lagi, dan media mulai ramai memberitakan hal itu. Untuk itulah White House memanggil Conrad Brean (Robert De Niro), seorang spin-doctor yang ditugaskan melakukan pencitraan baik sang presiden dan sekaligus menutup pelan-pelan kasus skandal seks dari media hingga setelah pemilu berakhir. Lantas apa ide dari Mr. Brean? Dan apa hubungannya dengan Stanley Motss, seorang produser hollywood? Tentu anda dapat membayangkannya, namun alangkah lebih baik untuk langsung menontonnya.
Film ini informatif, itu yang saya suka. Walaupun informatifnya masih belum dapat dibuktikan apakah memang benar ada cara-cara seperti itu. Jika memang ada berarti selamat datang di dunia abu-abu.
No comments:
Post a Comment